Pelatihan Penyusunan Proposal PKM-K oleh PKM Corner dan HMJ Kesehatan 2021

PKM Corner berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan Kesehatan mengadakan Pelatihan Penyusunan Proposal PKM-K secara online via zoom, dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 Maret 2021. Kegiatan ini dipandu oleh Alinea Dwi Elisanti, S.KM, M.Kes sebagai MC dan pembicara Hariyono Rakhmad, S.pd, M.Kom untuk mewadahi mahasiswa dalam berkreativitas. Selain itu, pelatihan ini juga dihadiri oleh panitia, dosen dan mahasiswa Jurusan Kesehatan.

PKM-K adalah program kreativitas mahasiswa dalam menciptakan aktivitas usaha. Tujuan dari PKM-K yaitu memotivasi dan membuka peluang bagi mahasiswa untuk menghasilkan karya kreatif, inovatif sebagai bekal berwirausaha sebelum atau setelah menyelesaikan studi. PKM-K diharapkan dapat menjadi cikal bakal kemunculan produk usaha di Indonesia sebagai karya mandiri bangsa.

Komoditas untuk PKM-K ada dua macam yaitu bisa berupa barang dan jasa. Untuk barang sendiri mahasiwa dapat membuat barang baru, modifikasi produk, novel/komik, atau animasi. Sedangkan untuk jasa, mahasiswa dapat membuat event organizer, komunikasi, pengolahan data, dan antar barang.

Tahap awal untuk PKM-K ini adalah mencari ide yang selanjutnya dituangkan dalam proposal yang nantinya akan didampingi oleh dosen pembimbing. Adapun isi dari proposal adalah pendahuluan, gambaran umum rencana usaha, metode pelaksanaan, biaya dan jadwal kegiatan, serta di bagian akhir ditunjang dengan daftar pustaka dan lampiran. Selanjutnya akan ada seleksi internal dari pihak jurusan, jika memenuhi syarat maka akan diajukan ke seleksi perguruan tinggi untuk bersaing di kompetisi nasional. Kunci lolos pendanaan adalah ide kreatif yang tidak konyol.

Selain memberikan pemaparan mengenai PKM-K, Hariyono Rakhmad, S.pd, M.Kom juga memberikan motivasi untuk para peserta PKM-K Jurusan Kesehatan 2021, “Berbisnislah selagi menjadi mahasiswa, jangan menunggu nanti!”

“Kejar Kualitas jangan hanya Kuantitas. Apa pun yang kalian isi di proposal itu menjadi usaha. Kalau memang tidak lolos, berarti memang bukan takdirnya. Yang terpenting tetap semangat dan terus berusaha,” imbuh Alinea Dwi Elisanti, S.KM, M.Kes.