World Malaria Day

 

 

Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang banyak ditemukan di daerah tropis dan sub tropis. Penyakit ini dapat menurunkan produktifitas penderitanya melalui gigitan nyamuk Anopheles dan mampu menyerang semua kelompok usia. Prevalensi malaria setiap tahunnya mampu mencapai 300 – 500 juta penduduk dunia yang terinfeksi, 1,5 – 2,7 juta diantaranya dilaporkan meninggal.

Malaria diduga berasal dari Afrika, dengan ditemukan fosil nyamuk yang telah berumur 3 juta tahun. Penyebaran malaria mengikuti migrasi ke wilayah di sepanjang pantai Mediteria, Mesopotamia, Jazirah India dan Asia Tenggara. Kemungkinan P.vivax dan P. malariae menyebar dari Asia Tenggara ke Amerika melalui pelayanan lintas pasifik migrasi manusia. Selanjutnya P. falciparum tersebar setelah era Columbus, melalui perbudakan oleh para penakluk Spanyol yang membawa orang Afrika ke Amerika Tengah.

Kasus pertama malaria di Indonesia dilaporkan oleh dokter militer pada abad ke – 19. Kemudian infeksi menyebar ke daerah Cirebon pada tahun 1852 – 1854. Studi mengenai penyakit ini mulai dilakukan pada permulaan abad ke – 20, khususnya pada pekerja perkebunan di daerah Sumatera Utara. Pemberantasan malaria dilakukan sekitar tahun 1919 – 1927 dengan upaya perbaikan sanitasi lingkungan untuk mengurangi perkembangbiakan nyamuk Anopheles.

Gejala yang timbul pada setiap individu berbeda, tergantung pada daya tahan tubuh masing – masing individu dan jumlah plasmodium malaria yang menginfeksi. Beberapa gejala yang timbul antara lain demam, dingin, berkeringat, sakit kepala, muntah, badan nyeri, dan rasa tidak enak badan. Gejala yang sering timbul pada penderita adalah influensa, dingin, atau peradangan umum lain.

Penyebab utama malaria adalah Plasmodium. Meskipun ada banyak jenis dari parasit ini, tetapi yang menyebabkan malaria hanya ada lima. Khusus di Indonesia, ada dua jenis parasit Plasmodium, yakni Plasmodium falciparum serta Plasmodium vivax. Pada malam hari, nyamuk yang terinfeksi parasit ini lebih banyak beredar dan menggigit. Jika seseorang sudah terkena gigitan nyamuk, parasit pun akan langsung masuk ke aliran darah. Selain melalui gigitan nyamuk, parasit ini pun mampu menyebar melalui transfusi darah atau jarum suntik yang digunakan bergantian.

Sebelum hal-hal ini terjadi, maka ada baiknya untuk segera melakukan pencegahan. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

1.         Mengaplikasikan lotion anti nyamuk.

2.         Menggunakan obat nyamuk.

3.         Memakai selimut yang menutupi seluruh tubuh.

4.         Menggunakan kelambu saat tidur.

5.         Melarutkan bubuk abate ke bak mandi

6.         Rajin membersihkan serta menguras bak mandi.

7.         Menghindari terjadinya genangan air.

8.         Melakukan fogging secara teratur.

Pengobatan malaria dilakukan dengan pemberian obat antimalaria untuk membunuh parasit. Jenis dan jangka waktu pemberian obat tergantung kepada jenis parasit yang menyerang, tingkat keparahan gejala, serta kondisi pasien.

Untuk menangani malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum, organisasi kesehatan dunia (WHO) membuat suatu regimen kombinasi obat yang disebut dengan artemisin-based combination therapies (ACT). Kombinasi obat tersebut adalah:

•           Kombinasi obat artemether dan lumefantrine

•           Kombinasi artesunate dan amodiaquine

•           Kombinasi dihydroartemisinin dan piperaquine

•           Kombinasi artesunate, sulfadoxine, dan pyrimethamine

Obat ini diberikan setidaknya selama 3 hari pada penderita dewasa maupun anak-anak. Sementara untuk wanita hamil pada trimester pertama, maka obat yang diberikan adalah pil kina ditambah clindamycin selama 7 hari.

Untuk penanganan malaria karena infeksi Plasmodium vivax, dapat diberikan kombinasi obat ACT atau obat chloroquine. Selain itu, guna mencegah kekambuhan malaria jenis ini, dokter dapat menambahkan obat primaquine.

Untuk malaria yang parah, penderita akan dirawat di rumah sakit dan diberikan obat melalui suntikan, setidaknya selama 24 jam pertama. Selanjutnya, obat dapat diganti menjadi tablet.

 

Sumber :

Harijanto, P. N. (2000). MALARIA: Epidemiologi, Patogenesisi, Manifestasi Klinis, & Penanganan. EGC.

Prabowo, A. (2007). Malaria Mencegah dan Mengatasinya, Puspa Swara.

RI, D. (2008). Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta, 1-8.