JURKES BERPRESTASI: Coding Competition Tunggal Oli...
Pada tanggal 18 Mei 2024 kemarin, mahasiswa Jurusan Kesehatan telah meraih prestasi lagi. Saudari Nisa dari Jurusan Kesehatan, program studi Manaj...
selengkapnya
Kanker merupakan suatu istilah untuk penyakit di mana sel-sel membelah secara abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya (National Cancer Institute, 2009). Penyakit kanker dapat menyerang segala usia, tidak terkecuali anak-anak. Sesuai dengan data Lembaga Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO) mencatat lebih dari 150.000 anak dari seluruh dunia di diagnosis menderita kanker setiap tahunnya.
Hari Kanker Anak Internasional (HKAI) pada tanggal 15 Februari adalah kampanye kolaboratif global untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker pada anak. Sekaligus, sebagai momentum untuk memberi dukungan kepada pasien, survivors dan orang tua. Menurut International Chilhood Cancer Day (ICCD), hari kanker anak dunia ditetapkan pertama kali pada tahun 2002 yang mendapatkan dukungan dari organisasi kesehatan dunia. Kemudian pada tahun 2011, Majelis Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan deklarasi politik yang mengakui empat penyakit yang menyebabkan kematian terbesar orang dewasa dan anak-anak di antaranya adalah kanker.
Terdapat 6 jenis kanker yang sering menyerang anak-anak. Kanker tersebut adalah leukemia, retinoblastoma, osteosarkoma, neuroblastoma, limfoma maligna, dan karsinoma nasofaring. Leukemia merupakan kanker tertinggi pada anak (2,8 per 100.000), dilanjutkan oleh retinoblastoma (2,4 per 100.000), osteosarkoma (0,97 per 100.000), limfoma maligna (0,75 per 100.000), karsinoma nasofaring (0,43 per 100.000), dan neuroblastoma (10,5 per 1.000.000).
Berbeda dengan kanker pada orang dewasa, kanker pada anak lebih sulit diketahui karena anak-anak pada umumnya belum mampu untuk mengemukakan apa yang dirasakan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali tanda dan gejala kanker pada anak, sehingga dapat dilakukan penanganan segera dan tingkat kesembuhan menjadi lebih besar.
Anak yang di diagnosis kanker dapat mengalami perubahan pada psikologis, fisik, sosial dan kognitif terkait dengan pengobatan dan perkembangan penyakitnya. Perubahan psikologis yang timbul dari efek hospitalisasi dapat berupa rasa khawatir, cemas dan takut menghadapi ancaman serta rasa sakit saat menjalani terapi. Sedangkan perubahan fisik yang terjadi seperti: rambut rontok, kadar hemoglobin mengalami penurunan, tubuh lemah, dan penurunan fungsi organ tubuh lainnya. Anak-anak yang mengalami perubahan-perubahan tersebut cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. Hal tersebut menyebabkan mereka harus mendapatkan penanganan kanker yang tepat.
Penanganan kanker pada anak bukan hanya berupa pengobatan seperti kemoterapi, radioterapi, dan operasi saja, tetapi juga dukungan psikologis. Penanangan psikologis pertama yang harus dilakukan adalah membantu pasien mengenali gejala-gejala psikologisnya. Psikiater atau psikologi klinis perlu untuk memberikan dukungan agar pasien mampu mengekpresikan emosinya. Dalam proses ini, perlu melibatkan keluarga sebagai support system. Kedua, dalam perawatan di rumah sakit, pasien juga perlu diikutsertakan dalam terapi kelompok bersama dengan para penderita kanker yang lain. Sehingga pasien tidak merasa sendirian. Ketiga, perlu adanya terapi empati dan kasih sayang, sehingga penderita akan lebih mudah dalam menerima keadaannya sendiri. Dan terakhir, perlu dilakukannya pendekatan spiritual yang paling nyaman untuk pasien. Dukungan yang baik antara semua faktor akan meningkatkan harapan hidup dan berkualitas pada pasien kanker anak.
Meski terdapat penanganan pada penderita kanker, tetap saja mencegah lebih baik daripada mengobati. Menurut kemenkes, para orang tua perlu menerapkan perilaku CERDIK pada anak-anak agar terhindar dari berbagai jenis kanker yang timbul di usia dewasa.
CERDIK:
Cek Kesehatan secara berkala;
Enyahkan asap rokok dengan menghindari paparan asap rokok;
Rajin aktivitas fisik;
Diet sehat dan seimbang;
Istirahat cukup; dan
Kelola stress.
Referensi :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Kenali Gejala Dini Kanker Pada Anak, dari http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/kenali-gejala-dini-kanker-pada-anak (di akses 14 Februari 2021).
Regia, Delonix. 2018. Mengenal Sejarah Hari Kanker Anak Sedunia, dari https://carapandang.com/read-news/mengenal-sejarah-hari-kanker-anak-sedunia (di akses pada 14 Februari 2021).
Sardjito. 2018. Kebutuhan Psikologis Kanker Anak, dari https://sardjito.co.id/2018/12/04/kebutuhan-psikologis-anak-kanker/ (di akses 14 Februari 2021).
Hendrawati, Sri, dkk. 2019. Self-Efficacy Parents In Undergoing Child Cancer Treatment At The Rumah Kanker Anak Cinta Bandung. NurseLine Journal. 4(1) : 37-45. Dari https://jurnal.unej.ac.id/index.php/NLJ/article/view/8911 (di akses 15 Februari 2021).
Rejeki, Feby Kurniawati. 2021. Hari Kanker Anak Sedunia 15 Februari 2021, dari https://www.phiradio.net/hari-kanker-anak-sedunia-15-februari-2021/ (di akses 15 Februari 2021).