MADING: Hari Tuberkolosis Sedunia

HARI TUBERKOLOSIS SEDUNIA

 

     Setiap tahun, kita memperingati Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia pada tanggal 24 Maret untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai konsekuensi kesehatan, sosial dan ekonomi yang menghancurkan akibat TB, dan untuk meningkatkan upaya untuk mengakhiri epidemi TB global. Tanggal tersebut menandai hari pada tahun 1882 ketika Dr Robert Koch mengumumkan bahwa ia telah menemukan bakteri yang menyebabkan TB, yang membuka jalan menuju diagnosis dan menyembuhkan penyakit ini.

    Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang paru-paru, namun tidak jarang pula bakteri dapat memengaruhi bagian tubuh lainnya. Bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang organ tubuh selain paru-paru perlu dibedakan dengan TBC biasa. Pada tuberkulosis biasa, bakteri hanya menyerang paru.Sementara itu, ketika bakteri menyerang organ tubuh lain, seperti ginjal, tulang, sendi, kelenjar getah bening, atau selaput otak, kondisi tersebut dinamakan dengan tuberkulosis ekstra paru.Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit TBC bisa berakibat fatal. Pengobatan penyakit ini biasanya membutuhkan waktu beberapa bulan untuk melawan infeksi dan mencegah risiko terjadinya resistensi antibiotik.

    Kasus Tuberculosis (TBC) di Indonesia diduga ada 824 ribu orang. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta 90% dari jumlah itu dapat terdeteksi di tahun 2024. “Saya minta di 2024 dari 824 ribu penderita TBC itu, sebanyak 90% harus sudah terdeteksi. Kita sekarang ingin strategi surveilansnya yang baik dan benar yaitu berdasarkan by name by address, sama seperti kita dapatkan pasien-pasien COVID-19, dan lakukan itu satu setengah tahun dari sekarang. Di awal 2024 kita harus mendapatkan 824 ribu itu,” ujar Menkes Budi dalam sambutannya secara virtual di acara Indonesia Tuberkulosis – International Meeting (INA – TIME) 2022 ke 4 di Bali, Jumat (9/9)..

     Salah satu langkah pencegahan TBC adalah dengan mendapatkan vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini masuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan. Bagi yang belum pernah mendapatkan vaksin BCG, dianjurkan untuk melakukan vaksinasi jika ada anggota keluarga yang menderita TBC. Beberapa upaya yang dilakukan untuk mencegah penularan TB adalah:

  • Menggunakan masker saat berada di tempat umum dan berinteraksi dengan penderita TB, serta mencuci tangan.
  • Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa atau gunakan tisu untuk tutup mulut, masukkan tisu yang sudah terpakai ke dalam kantong plastik dan buang ke tempat sampah.
  • Jangan membuang dahak atau meludah sembarangan.
  • Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan sering membuka pintu dan jendela agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk.
  • Jangan tidur sekamar dengan orang lain, sampai dokter menyatakan bahwa TBC yang diderita sudah tidak menular lagi.
  • Khusus penderita TBC agar menggunakan masker saat berada di sekitar orang, terutama pada tiga minggu pertama pengobatan, upaya ini dapat membantu mengurangi risiko penularan.